SELAMAT DATANG DI BLOG PENJELAJAH ILMU, SEMOGA MENJADI AMAL....! >>>>>>> MAAF BLOG INI MASIH DALAM PERBAIKAN.......

Rabu, 07 Agustus 2013

PESAN BULAN RAMADHAN UNTUK KITA

00.33.00

Share it Please


“Allahumma inna nas aluka ridhoka wal jannah, wa na’uzubika min syakhotika wannaar”
         “Allahumma innaka affuwhun kariem, tuhibbul afwa fa’fu anna,,ya kariem…”

Ramadhan tinggal sehari, ada yang sedih dan tak sedikit yang senang (bahagia). Sedih karena merasa amal ibadah selama ramadhan ini masih sangat sedikit dan belum tentu Allah akan mempertemukan kembali pada Ramadhan selanjutnya. Sedangkan yang gembira adalah karena merasa telah mencapai hari kemenangan (Idul fitri) dengan membawa banyak amalan-amalan yang telah di lakukan pada ramadhan ini. Tidak hanya itu, mungkin sebagian bereuforia karena mengartikan kemenangan sebagai arti yang kurang tepat. Kemenangan diartikan sebagai kebebasan, ya bebas, bebas dari puasa (makan & minum), bebas berbuat hal-hal yang dilarang pada saat ramadhan, dan yang paling disenangi dan dibangga-banggakan umumnya masyarakat indonesia atau bahkan masyarakat muslim di dunia biasanya bebas membeli ini dan itu (pakaian lebaran, kue lebaran, rumah & isinya untuk lebaran, kendaraan lebaran, dll). Lebaran diartikan sebagai bebas dari belenggu untuk berfoya-foya. Tidak ada salahnya sih membeli ini dan itu, mempersiapkan ini dan itu, karena itu mungkin bagian dari ibadah untuk menyenangkan tamu ketika lebaran esok, tapi jangan sampai berlebihan dan melupakan pesan ramadhan, mulai dari amalan sampai kebiasaan.
Allah tentu tidak menyukai hambaNya yang berprilaku boros dan lalai. Pesan ini disampaikan bulan ramadhan kepada seluruh umat manusia. Bulan Ramadhan mengajarkan kita untuk menSTOP segala tindakan boros dan lalai. Pada pembahasan kali ini akan coba kita analisis pesan ramadhan untuk kita yang sebentar lagi akan meninggalkan kita. Tentu sedih kan? Tapi jika kita mengerti akan pesan ramadhan ke ramadhan berikutnya kita akan terus tersenyum menghadapi bulan-bulan selanjutnya. Ramadhan mengajarkan kita untuk tidak boros dan lalai.
Firman Allah SWT :
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
            Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isro’: 27)
Kenapa tidak boleh boros?
Pertanyaan ini tentu bisa difahami secara umum bahwa sifat boros itu tidak baik. Pada bulan ramadhan kita di ajak untuk MENGURANGI bukan melarang segala macam makanan yang masuk dalam tubuh kita, salah satu tujuan secara fisik adalah untuk kesehatan. Semua orang juga sedah tahu bahwa secara medis puasa akan dapat membuat tubuh sehat, buktinya ketika seseorang hendak operasi biasanya di minta untuk berpuasa beberapa jam sebelum dilakukan pembedahan (operasi).
Firman Allah SWT :
وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
            “Dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-‘Arof: 31)
Perut adalah sarang segala penyakit, dengan berpuasa kita akan menyeimbangkan pola makan kita dengan kemampuan metabolisme tubuh sehingga metabolisme tubuh dapat kembali normal. Pada bulan selain ramadhan pada umumnya kita banyak mengkonsumsi makanan yang berlebihan. Segala macam makanan biasanya masuk ke perut tanpa aturan dan takaran sehingga mengakibatkan lambung overload dan metabolisme terganggu. Mulai dari sinilah awal mulanya segala penyakit. Termasuk penyakit pusing kepala diakhir bulan karena mendadak terserang Kanker (kantong kering) disebabkan banyak pengeluaran hanya untuk makanan.
Dari segi makanan saja kita hitung deh berapa banyak konsumsi masyarakat Indonesia tiap harinya. Kalau biasanya dan umumnya kita makan 3 (tiga) kali sehari pada saat ramadhan menjadi 2 (dua) kali sehari atau bahkan masih sama saja (buka makan, habis taraweh makan, sahur makan). Yaa anggap aja iya deh. Tapi coba kalkulasikan konsumsi nasi (beras) pada hari biasanya dg pada bulan ramadhan.
Asumsi konsumsi beras (makanan pokok) masyarakat Indonesia perorang adalah 0,3 Kg/hari (102 Kg perkapita) dan jumlah penduduk sebanyak 200 juta jiwa. Maka konsumsi beras nasional mencapai 60,000 ton/hari.. Woow… Baanyak banget ya. Dan ternyata konsumsi masyarakat Indonesia kata pemerintah melebihi atau bahkan hampir dua kali lipat dari jumlah konsumsi rata-rata beras dunia yaitu 60 Kg/kapita.
Bulan ramadhan memberi berkah dan memberi solusi pangan bagi pemerintah. Dengan puasa secara langsung akan menurunkan angka konsumsi beras nasional yang berlebih, yang biasanya 0,3 kg perkapita coba turunkan aja menjadi 0,2 kg/kapita (anggapan makan dua kali @0,1 kg,,,udah banyak tu) maka bisa menghemat 29 kg/perkapita dari 102 kg menjadi 73 kg/kapita. Kalau saja kondisi konsumsi pada saat ramadhan ini dipertahankan sampai bulan-bulan selanjutnya tentu kondisi pangan nasional akan berbeda. Kita kalikan aja penghematannya dengan jumlah penduduk, maka akan menghemat 5,8 juta ton. Angka ini akan bisa menghidupi 29 juta masyarakat miskin di Negara lain seperti Kongo, Bangladeh, Palestina, Meksiko, Burundi, Liberia, Serbia, Eritria dan Negara miskin di Asia dan Afrika. Subhanallah. Asumsi penghematan ini sudah termasuk rakyat miskin di Indonesia  sendiri. Jika ini diterapkan Indonesia akan swasembada beras sepanjang tahun. Dan perut kita tidak akan dipegang terus oleh bangsa lain deh….
Hikmah ramadhan baru saja diambil dari butiran beras yang kita konsumsi, belum menghitung yang lain. Intinya selain ramadhan bisa memberi pertolongan yang adil bagi seluruh umat manusia sebagai efek/hikmah dari bulan penuh berkah yakni ramadhan tapi juga memberi pelajaran kepada kita untuk tidak boros. Pergunakan apa yag kita miliki dengan seperlunya, dengan kecukupan bukan berlebih-lebihan. Hal ini tentunya bisa memberi efek pula pada 11 bulan selanjutnya sehingga kita bisa menjadi manusia yang sehat baik secara fisik maupun financial (keuangan) karena banyak tabungan yang seharusnya kita gunakan untuk berboros-boros ria tapi bisa kita gunakan untuk masa depan atau membantu orang lain yang kurang mampu.
Boros adalah sifat yang dekat dengan syaitan. Bukan hanya dekat bahkan dalam hadits menyebutkan bahwa sifat boros ini adalah saudara syaitan. Dan syaitan itu selalu ingkar kepada Tuhannya, jika sudah ingkar sudah tentu akan mempegaruhi manusia untuk ingkar juga, karena itu adalah misinya syaitan. Sifat boros ini akan mengantarkan kita pada sifat ingkar syaitan dengan iming-iming kesenangan sesaat. Naah, pada saat kita kesenangan dengan iming-iming tadi kita akan sering lalai pada Allah, mulai dari perintahNya sampai pada laranganNya.
Jadi, ramadhan bisa dikatakan sebagai bulan latihan untuk kita yang mungkin belum terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan dan sifat-sifat yang di contohkan rasulallah dan bahkan di perintahkan Allah SWT seperti perintah zakat, sedekah dan tidak boros. Udah ada ayatnya tu tadi diatas. Secara makna umum saja sudah faham kan?
Ramadhan kali ini kita jadikan sebagai awal dari kebiasaan-kebiasaan baik untuk tidak boros dan menjaga diri dari kelalaian kita kepada Allah. Kita tetapkan posisi semangat kita seperti pada saat awal ramadhan atau ketika 10 hari terakhir ramadhan. Kita kencangkan ikat pinggang kita, menjaga ibadah-ibadah kita mulai dari ibadah wajib dan sunnah, tilawahnya di gencarkan, yang biasanya ketika ramadhan 2 juz/hari di kencangkan lagi menjadi 5 juz/hari pada bulan-bulan selanjutnya. Ketika bulan ramadhan Allah memberi banyakbonus pahala kita sangat gencar mengejarnya, tentu pada bulan yang tanpa bonus kita akan lebih gencar lagi melebihi bulan ramadhan ketika kita ingin menyamakan pahala atas amalan kita setara dengan bulan ramadhan. Seharusnya semangat itu yang harus kita miliki. Semangat melebihi ramadhan.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang selalu menjaga diri kita dari sifat boros dan lalai. Sehingga kita menjadi hambaNya yang di cintai dan diberi pertolongan di saat kesusahan menimpa kita. Semoga bermanfaat dan memberi hikmah dari sedikit tulisan ini.
Wallahu’alam bissawab,

28 Ramadhan 1434 Hijriyah

Ali Ariswanto

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentarnya..
Salam Beramal